Belakangan ini, banyak orang yang dengan bebasnya mengemukakan pendapat soal apapun di medsos, terutama tentang kasus-kasus yang lagi heboh. Kayanya kalau buka timeline adaaa aja yang nyinyir. Sampe-sampe ada beberapa orang yang saya unfollow karna suka kzl sendiri liat komentarnya di medsos. Macem-macem sih, ada yang bikin sedih, ada yang bikin kesel, ada juga yang bikin marah.
Yang bikin sedih adalah..banyak orang muslim yang nyinyirin ulamanya sendiri. Padahal kasus yang masih berjalan itu, kita belum tau gimana kebenarannya. Tapi justru orang muslim itu sendiri yang nyinyir dan ngejelek2in ulama tersebut. Miris sih menurut saya. Segitu mudahnya kemakan berita di media.
Mereka dengan mudahnya bilang semisal "ayo dong lo yg jantan, ngaku aja kalau lo salah! takut ya?" dan banyak lagi kalimat-kalimat tanya yg menyudutkan Habieb tersebut. Dan menurut saya... itu sangat tidak pantas dikatakan oleh siapapun, terutama umat muslim. Kalimat provokatif kayak gitu, bukannya malah mancing perpecahan ya ? atau bisa juga bikin orang lain ikut-ikutan benci ? sekarang ini berita di media begitu mudahnya nyebar, dengan kalimat2 kebencian kaya gitu, bisa aja kan bikin orang yang awalnya ngga tau apa2 jadi makan berita itu mentah-mentah dan jadi ikut-ikutan benci ?
Miris. Kita ini hanya masyarakat yang tau berita tersebut dari media, apalagi beritanya itu masih belum terbukti kebenarannya. Masih simpang-siur. Bukankah lebih baik kita diam dari pada sibuk berkoar-koar atas perkara yang belum tau benar atau salah ?
Kalaupun perkara itu benar, bukankah kita ikut dosa karna ikut menyebarkan kebencian ke masyarakat banyak ? Lalu, kalau perkara itu salah, bukankah tambah besar lagi dosa kita karena menebar kebencian ke orang yang tidak bersalah ? atau bisa jadi.. jadinya justru menyebarkan FITNAH.
Sedih. Apalagi ada orang yang seolah-olah tau semua, termasuk isi hati Habieb tersebut. Nebak-nebak dengan pikiran jahil dan liciknya. Padahal.. yang tau isi hati itu hanya Allah, yang tau apa yang sebenarnya terjadi itu hanya Allah. Sungguh masih banyak hal yang lebih bermanfaat daripada ikut menjelek-jelekkan dan memojokan ulama. Masih banyak hal yang lebih bermanfaat daripada sibuk mengomentari hidup orang lain.